Apa itu Botox?
Toksin Botulinum yang dikenal Botox merupakan racun saraf yang diproduksi dari bakteri Clostridium botulinum yang dikenal juga sebagai zat biologis paling beracun. Botox sudah digunakan sejak tahun 1970 an dalam bidang oftalmologi dan penggunaannya telah meluas ke berbagai bidang kesehatan khususnya dermatologi di 20 tahun terakhir. Penggunaan toksin botulinum sangatlah luas terutama di bidang dermatologi untuk keperluan kosmetik dengan perkiraan hampir 3 juta suntikan per tahun dan tidak memiliki efek samping yang serius jika penggunaan dosis tidak dalam jumlah besar dan teknik penyuntikan yang tepat. Sebaliknya, penggunaan dalam jumlah besar akan menyebabkan botulisme yaitu penyakit yang mempengaruhi saraf.ย
Kapan Botox dapat digunakan?
Berbeda dengan filler, suntikan dengan Botox efektif untuk banyak kelainan klinis yang melibatkan aktivitas otot yang tidak disengaja atau peningkatan tonus otot. Dalam dermatologi, kerutan dinamis adalah indikasi utama kosmetik dalam penggunaan Botox dengan kemampuannya yang kuat dalam menghambat pelepasan neurotransmitter yang bertanggung jawab atas kontraksi otot, sehingga membuat otot menjadi lebih rileks.ย
Adapun dibawah ini adalah kondisi-kondisi dimana kamu bisa menggunakan botox wajah:
- Lipatan vertikal di antara alis (daerah glabellar)
- Lipatan atau kerutan di dahi
- Garis di sekitar mataย ย ย
- Garis kerutan pada lapisan kulit dalam
- Pita tebal di bagian leher
Berikut adalah ringkasan dari Botox:
Indikasi :
Mengurangi kerutan wajah (Botox kosmetik), migrain kronis, Cervical dystonia, otot kaku, kelainan kontraksi otot kelopak mata (blefarospasme) dan mata juling (strabismus), kandung kemih overaktif dan inkontinensia urin, keringat berlebih.
Kontra Indikasi :
Jaringan parut keloid, gangguan neuromuskular, alergi toksin botulinum, gangguan dismorfik tubuh, kehamilan, menyusui dan miopati sklerosis lateralisasi amiotrofik
Perhatian/Peringatan :ย
Hati-hati dengan produk botox palsu yang dapat mengakibatkan efek samping yang serius, beritahu dokter anda jika mempunyai riwayat alergi terhadap obat dan riwayat kesehatan anda
Efek samping :
Nyeri ringan akibat suntikan dan edema lokal, eritema, mati rasa sementara, sakit kepala, malaise atau mual ringan, kelemahan otot sementara, ptosis kelopak mata atas atau alis sementara, memar.
Interaksi obat :
Botox dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, yang dapat meningkatkan risiko efek samping atau mengurangi efektivitas Botox. Obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan Botox termasuk antibiotik aminoglikosida, obat antikolinergik, dan obat-obatan yang mempengaruhi transmisi neuromuskular. Penting untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk suplemen dan obat herbal .
Sediaan :
Ada 4 produk yang formulasinya disetujui oleh the Food and Drug Administration (FDA) yaitu onabotulinumtoxinA (Botoxยฎ), abobotulinumtoxinA (Dysportยฎ), incobotulinumtoxinA (Xeominยฎ), and rimabotulinumtoxinB (Myoblocยฎ). ย
Cara Kerja Botox
Secara umum, botulinum toxin bekerja dengan cara neurotoksin zinc proteinase yang kuat berikatan dengan reseptor ekstraseluler pada terminal saraf kolinergik, memecah salah satu dari tiga protein soluble N-ethylmaleimide-sensitive factor attachment receptor (SNARE) sehingga menyebabkan penghambatan pelepasan sementara asetilkolin oleh vesikel presinaptik intraseluler. Hal ini menyebabkan penghambatan reversible pelepasan neurotransmitter pada sambungan neuromuskular (Padda IS & Tadi P, 2023).
Protein SNARE juga teridentifikasi berperan dalam pelepasan glutamat dan zat R dalam neuron. Bradykinin, prostaglandin, histamin, dan serotonin merupakan mediator proinflamasi yang dilepaskan akibat aktivitasnya. Potensi penggunaannya sebagai pengobatan migrain, neuralgia, dan masalah nyeri kronis mungkin disebabkan oleh penekanan komponen-komponen ini (Padda IS & Tadi P, 2023).
Sedangkan pada botox kosmetik sederhananya, bekerja dengan memblokir sinyal saraf dan kontraksi otot untuk sementara sehingga memperbaiki munculnya kerutan di sekitar mata dan di antara alis. Hal ini juga berguna dalam memperlambat pembentukan garis-garis baru di wajah dengan mencegah kontraksi otot-otot. Penggunaannya dengan memberikan 3-5 suntikan toksin botulinum tipe A yang ditargetkan di area tertentu pada wajah. Hal ini dapat membuat pengguna tidak nyaman sampai dengan sakit sehingga pada umumnya dokter akan memberikan anestesi topikal sebelum disuntik botox yang membuat area perawatan menjadi mati rasa (Wisco L, 2018) .
Dosis Botox
Dosis toxin botulinum bervariasi tergantung dari jenis pengobatan yang dilakukan.
Indikasi : Mata Kedutan (Blefarospasme)
Dosis : 1,25 – 2,5 unit disuntikkan di bagian tengah dan sisi pretarsal orbicularis oculi kelopak mata atas dan di sisi pretarsal orbicularis oculi kelopak mata bawah.ย Maksimal 200 unit dalam 30 hari. Dosis dapat ditingkatkan 2x lipat jika pengobatan diawal tidak bertahan lebih dari 2 bulan.ย
Indikasi : Mata Juling
Dosis : 1,25 – 5 unit diberikan secara IM. Pemberian dosis <25 unit per injeksi.
Indikasi : Keringat berlebih (hyperhidrosis axilla primer)ย
Dosis : 50 unit disuntikkan secara intradermal ke setiap aksila dan didistribusikan dengan jarak 1-2 cm di beberapa tempat secara merata
Indikasi : Distonia Serviks – untuk mengurangi keparahan posisi kepala abnormal dan nyeri leher
Dosis : Maksimal 50 unit per lokasi. Perbaikan klinik dapat dirasakan setelah 2 minggu dan maksimal pada sekitar 6 minggu setelah penyuntikan.
Indikasi : Otot Kaku (Spastisitas)
Dosis : Dosis untuk otot kaku berbeda tergantung dari otot yang terkena, tingkat keparahan aktivitas otot, respon sebelum pengobatan dan riwayat efek samping. dosis kumulatif maksimal 400 unit dalam interval waktu 3 bulan untuk dewasa. Dosis lengkap Spastisitasย
Indikasi : Migrain Kronis
Dosis : 155 unit. 5 unit setiap suntikan secara IM per setiap lokasi yang dibagi ke 7 otot kepala/ leher setiap 12 minggu
Indikasi : Aktivitas detrusor berlebihan
Dosis : 200 unit dibagi menjadi 30 suntikan intra detrusor yang diberikan menggunakan sistoskopiย
Indikasi : Beser
Dosis : 100 unit dibagi menjadi 20 suntikan intra detrusor yang masing-masing 5 unit diberikan menggunakan sistoskopi
Sedangkan untuk dosis penggunaan kosmetik sebagai berikut:
Indikasi:ย
- Garis glabellar: dosis total 20 unit. 4 unit (0,1 mL) ke masing-masing 5 tempat
- Garis canthal lateral: dosis total 24 unit/ 0,6 mL dimana 4 unit disuntikkan ke 3 tempat per sisi (total 6 titik injeksi) pada otot orbicularis oculi lateral
- Garis dahi: total dosis yang disarankan 40 unit dimana 4 unit disuntikkan ke masing-masing 5 garis dahi (20 unit) yang diobati bersama dengan garis glabellar dengan sebanyak 4 unit (0,1 mL) ke dalam masing-masing 5 lokasi garis glabellar (20 unit)ย
Efek Samping yang perlu diperhatikan
Prosedur injeksi Botox biasanya cepat dan minim invasif. Efek samping yang umum termasuk nyeri di lokasi suntikan, sakit kepala, memar, bengkak, dan kadang-kadang gejala seperti flu. Efek samping yang lebih serius namun jarang termasuk masalah pernapasan dan menelan, terutama jika Botox menyebar dari area injeksi, dan kelopak mata turun (ptosis). Penting untuk menghubungi dokter jika mengalami efek samping parah.
Perhatikan penggunaan botox dengan benar
Botox umumnya dianggap aman ketika diberikan oleh profesional medis yang terlatih. Sehingga penting untuk memilih profesional medis yang ahli dalam memberikan suntikan botox. Namun, penting untuk tidak menggunakan Botox jika Anda sedang hamil, menyusui, atau memiliki kondisi neurologis tertentu. Konsultasi dengan dokter sebelum menjalani prosedur Botox sangat disarankan untuk memastikan keamanan dan kesesuaian dengan kondisi individu.
Botox untuk indikasi klinis dapat diturunkan dosis awal jika pasien tidak ada pengobatan toksin botulinum sebelumnya. Kemudian dapat sesuaikan dosis berdasarkan respons yang ditunjukkan. Pasien dewasa dengan 1 indikasi atau lebih, dosis kumulatif maksimal tidak melebihi 400 unit dalam interval 3 bulan.ย
Untuk botox kosmetik, dosis kumulatif maksimal sama dengan botox untuk indikasi klinis lainnya 400 unit per 3 bulan untuk 1 indikasi atau lebih. Durasi dari penggunaan botox kosmetik kurang lebih 3-4 bulan dan tidak dianjurkan untuk memberi dosis yang lebih sering. Selanjutnya, perawatan untuk garis glabellar dan chantal lateral dapat diberikan pada waktu yang bersamaan. Berikut adalah harapan dari penggunaan botox.
Referensi:
Medscape. (n.d.). onabotulinumtoxinA (Rx). Diakses dari https://reference.medscape.com/drug/botox-cosmetic-onabotulinumtoxina-999222
Padda, IS., & Tadi, P. (2023, November 6). Botulinum Toxin. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557387/
UCSF Health. (n.d.). Cosmetic Botox. Diakses dari https://www.ucsfhealth.org/treatments/cosmetic-botox
WebMD. (n.d.). Botox Vial – Uses, Side Effects, and More. Diakses dari https://www.webmd.com/drugs/2/drug-153465/botox-injection/details
Wisco, L. (2018, Augustus 14). Botox: The Cosmetic Use of Botulinum Toxin. Diakses dari https://www.healthline.com/health/botox Witmanowski, H., & Blochowiak, K. (2019, February 5). The whole truth about botulinum toxin – a review. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7874868/
Leave a Reply